About this blog

Bismillahirrahmanirrahim...

Mengenai Saya

Foto saya
Jadilah seseorang yg bkn hanya bermimpi tp juga memberi impian

Labels

Jumat, 25 Maret 2011

Topeng Perdamaian

Karya: Diska Dwi Lestari


Perdamaian..

Itulah kata orang-orang terlaknat

Dengan kata yang halus

Namun berdampak luka


Segenap orang menjerit!!

Apakah itu perdamaian?

Dentuman membakar hati dan raga

Benarkah itu damai??


Sang ibu mencari anaknya

Sang anak mencari ibunya

Penuh isak tangis

Air mata sudah tak lagi jadi penghalang


Mereka bangkit dalam keterpurukan

Subhanallah.. merka sungguh tegar

Mereka tak peduli nanti

Yang mereka pedulikan, apa yang bisa dilakukan sekarang


Inilah pahlawan sesungguhnya

Terjatuh namun sebenarnya bangkit

Dunia sudah seperti sekenario

Sekenario fitnah yang busuk


Kemana hati kalian wahai manusia?

Hanya bisa diam membisu tanpa satu langkah

Atau bahkan tak memikirkannya

Apa kalian sudah tak bersaudara lagi??


Surutnya tali persaudaraan..

Sedihlah kau wahai manusia

Untuk apa kau hidup

Jika hanya untuk dirimu sendiri..

Mimpiku kehidupanmu

Karya: Diska Dwi Lestari


Diri ini terhanyut ke bawah sadar

Mimpi ini menyelimutiku

Dalam gelapnya malam

Dalam sunyinya sepi


Hei aku melihatmu

Kau berperan sebagai orang teristimewa

Kita bersama

Bercanda tawa


Mimpi terus membawa ku ke alam fana

Namun kau semakin nyata

Kau muncul di mimpi itu

Hanya dalam mimpi


Apakah yang terjadi?

Mengapa kau dapat hidup dalam mimpiku?

Apakah kau sebenarnya ada?

Dan bernyawa sepertiku?


Indahnya malam-malam itu

Ku tak peduli semua itu

Yang ku inginkan kehadiranmu

Selalu menemaniku dalam kesendirian


Semua serasa biasa

Tetap menenangkan hati

Dirimu yang menghangatkan pikiranku

Memberikanku kebahagiaan di setiap kehadiranmu

Perbatasan cahaya dan kegelapan

Karya: Diska Dwi Lestari


Ku lihat warnamu

Semakin kelam

Hanya ada Asap putih yang menyelimuti

Sebuah jalan kegelapan


Kau memanggilku dari kejauhan

Kau tersenyum padaku

Aku menarik nafas

Aku curiga dengan kelakuanmu


Kau setengah iblis

Setengah malaikat

Aku tak tahu harus bagaimana menanggapimu

Jalan ini semakin bimbang


Kau mendekatiku

Mengelus kepalaku

Sentuhan ini

Adalah sentuhan yang aku dambakan


Aku semakin takut

Karena sentuhan ini hanya dimiliki olehmu

Tanganmu yang begitu halus

Apakah sehalus hatimu?


Kau tersenyum padaku

Aku tarik lebih dalam nafasku

Terasa kelembutan senyuman

Yang mungkin mempunyai arti lain dibaliknya


Akan kau arahkan kemana diriku?

Aku yang kehilangan pemimpin

Kau kendalikan begitu saja

Dengan mudahnya kau membisikkanku


aku tak sudi

Tapi mengapa raga ini bergerak?

Fikiran ini pun ikut takluk olehnya

Sial, aku berharap hanya saat ini saja


Dia tak mau melepasku

Dia menggenggam tanganku

Bahkan hatiku telah terikat olehnya

Aku tak tahu apakah ini celaka atau kebahagiaan??


Dia cenderung otoriter dan keras

Agak buruk namun sangat membantu

Aku yang kehilangan pemimpin

Membutuhkan pengendali


Di saat orang-orang menyingkirkanku

Dialah yang menemaniku

Di saat aku tak tahu harus berfikir apa

Lalu dialah yang meluruskan


Saat ku sedang bingung untuk bermimpi

Dialah yang memberiku pilihan

Terlalu halus tapi terlalu kasar juga untuk dirasakan

Dialah Setengah Jiwaku…

Suara mu

Karya: Diska Dwi Lestari


Aku mendengar kau berkata

Aku mendengar kau bernyanyi

Semuanya tetap terarah

Bagiku kau selalu menyanyi


Kata-kata yang begitu singkat

Baik hanya dua huruf

Tergambarlah dirimu

Dari kekhasanmu


Suara yang menyentuh hati

Bukan untuk menggoda

Tapi inilah suatu keunikan

Yang hanya pada dirimu


Hai seniman..!

Bolehkah aku memiliiki suara mu

Walau hanya mimpi

Walau sekedar menghayal


Aku bayangkan suara itu

Jika hanya untukku

Pasti aku sangat tersanjung

Karena suaramu yang bermakna


Mengalirlah suara itu

Berbeda namun tetap khas

Itulah keunikan

Yang membuat lekat di hati

Kamis, 24 Maret 2011

11 Maret 2011

Karya: Diska Dwi Lestari

Kesedihan atau pun bukan
Sebuah bencana yang malanda
Menimbulkan kesedihan
Atau pun kebahagiaan

Mengapa sedih??
Merasa jika itu adalah keluarga sendiri
Kemudian kerabat dekat
Entah mengapa jiwa ini menyatu dengan mereka

Ingin menangis karenanya
Namun diri ini tak dapat berbuat lebih
Apa diri ini termasuk pecundang??
Karena memang masih terbungkus lemah oleh keterbatasan

Doa mengiringi kalian
Alam yang tak menyatu
Ditambah tekhnologi yang menyusahkan
Inilah kehidupan

Bersihlah tanah itu dari keburukan manusia
Walaupun menimbulkan suatu keterpurukan dasyat
Entah sampai kapan efek itu akan berakhir
Kami tetap menanti mu untuk bangkit

Untuk yang tersayang
Tetaplah bersabar dan berjuang
Bangkitlah, berikan cahaya itu kembali
Untukmu Jepang dari Indonesia

Senin, 07 Maret 2011

Senyuman Pelangi

Karya Diska Dwi Lestari


Pada perjalanan menuju rumah

Ada sesuatu yang aneh

Aku yang biasanya takut dengan hal yang tidak biasa

Aku mencoba menahan rasa takutku

padahal cahaya aneh itu terus mengiringiku


Hari ini kekecewaan masih mendominasi pikiranku

Rasa penat

Letih

Kecewa

Dan hidup masih terasa hambar


Imsama berteriak,

“Ini suasana yang tidak biasa, benar-benar suasana yang tidak biasa!!”

Aku semakin takut

Aku takut terjadi apa-apa seperti waktu itu

Hati ku bertanya-tanya apakah yang akan terjadi?


“Lihat!”

Dia mengarahkan wajahku pada indahnya pelangi.

“Lihatlah indah bukan?? Disaat kau jenuh dengan dunia, tapi bumi ini masih ingin tersenyum padamu”

Aku segera menoleh

Aku terpesona melihat keidahannya.


Itu adalah pelangi terluas yang pernah aku lihat

Bagai setengah bumi ini ditutupi oleh pelangi

Aku terharu dengan keadaan itu

“Resapi lagi, disaat kau takut dengan suasana baru. Namun hal itu malah membuatmu semakin terpesona”

Lanjutnya, “Itulah hikmahnya pengalaman”.


Hati ku tersentak mendengar kata-katanya

Mungkin benar aku terlalu tenggelam ke dalam kesedihan

Tapi belum tentu kesedihan itu akan membawa ku sangat sedih

Bisa jadi ini awalku untuk melangkah lebih maju

Trimakasih setengah jiwaku,, imsama…

Perjalanan Hidup

Karya: Diska Dwi Lestari


Saat aku berjalan

AKu melihat kaki ku yang keduanya bergerak

Walaupun keduanya tertatih-tatih

Namun mereka sanggupi segala rintangan


Tak semua jalan mulus

Ada terjal ada jurang

Terjal dapat aku lalui

Dengan kedua tangan dan kedua kaki


Lalu bagaimanakah jalan jurang itu??

Aku pun berhenti di tepi jurang

Hanya dapat memikirkan cara terbang

Atau pun melompat


Melompat seperti nya hal yang mustahil

Apalagi dengan kedua kaki ku yang kecil ini

Oleh karena itu, aku kepakkan sayapku

Berkali-kali ku kepakkan hingga sayap ini lelah


Aku pun tak menyerah,

Namun, yang ada hanya sayapku yang rapuh ini semakin rusak

Lalu, setengah jiwaku keluar dari tubuhku

Dia mengganti sayapku dengan yang baru


Akupun dapat terbang

Jurang yang amat jauh

sayapku pun rapuh setelah mendekati tebing seberang

Aku berusaha memanjat dengan kakiku


Suasana yang amat kritis

Orang-orang hanya bisa menyemangati ku dari balik pembatas

Pembatas yang memisahkan aku dengan orang2 yang berhasil

Aku tak tahu bagaimana cara selamat, aku hanya bisa berdoa


Lagi-lagi setengah jiwakku muncul

Ia mengulurkan tangannya

Aku gapai tangannya yang lembut itu

Akhirnya akupun selamat


Tapi mengapa aku tak dapat masuk pembatas itu??

Ada suara berbisik

Bahwa aku selamat dengan cara yang salah

Yaitu dengan memanfaatkan takdir


Lalu bagaimana usahaku sebelumnya?

Aku tak punya perlengkapan seperti mereka yang selamat,

Pikiranku pun semakin kacau karena pada awalnya sayapku memang rapuh,

Dan? Tak ada pertolongan dari mereka yang selamat


Ya Allah.. haruskah aku seperti ini?

Terasingkan membuat hatiku semakin terjatuh

Aku hanya bisa bersama setengah jiwaku itu

Yang selalu bersamaku dan membantuku


Orang-orang selamat pun hanya diam

Adapun yang hanya memberi kata “semangat”

Padahal sesungguhnya aku tak membutuhkannya lagi

Yang ku butuhkan hanyalah cara dapat menembus batas itu


Setengah jiwaku mengelus kepalaku

Dia berkata “Sabar sayang, inilah kehidupan. Pernahkan kau berfikir orang yang paling mulia seperti apa??”

“Seseorang yang selamat dan menyelamatkan yang lainnya. Dan kau tahu contohnya itu siapa?” Lanjuntnya

“Dia lah Rasulullah SAW” Jawabnya sambil tersenyum


Aku pun merasakan ketenangan dari setengah jiwaku itu

Saat ini memang tak ada penolong itu

Namun dengan pelajaran ini aku akan mengubah diriku menjadi orang yang selamat

Dan yang dapat menyelamatkan lainnya, Aku janji..

Pengalaman 1

Karya: Diska Dwi Lestari

Kecewa ini bergejolak. Banyak faktornya, dari seorang ketua dan rekan2 yang tidak mau peduli dalam LPJ. Kemudian dapat info bahwa semua keritikan saya di cela mentah-mentah tanpa mendiskusikan terlebih dahulu oleh semua pihak yang bersangkutan. Saya hanya menyampaikan sebagai perwakilan saja. Mungkin sebagian orang mengatakan “itu hanya pendapat orang-orang tertentu saja”, padahal saya telah berdiskusi dari berbagai kalangan dan sudut. Saya hanya menginginkan sesuatu menjadi lebih baik, dan agar ada rasa keterbukaan antara #####.

Sangat sedih ketika menjalani kedua hal tersebut. Dimana yang satu seorang pemimpin namun tidak bisa menjalankan amanah dan berkomunikasi dengan baik oleh partnernya. Ketahuilah, tugas pemimpin tuh bagai di tengah jurang. Kanan surga dan kiri neraka. Jika salah sedikit saja atau menimbulkan kekecewaan pada sesuatu yang dipimpinnya maka ia langsung ke neraka paling dalam. Sebaliknya, jika sangat tegas, bertanggung jawab dan sesuatu yang dipimpinnya merasa bahagia maka surga tinggi lah jaminan untuknya.

Selanjutnya, kedewasaan itu tidak menentukan umur loh. Apa yang akan lakukan jika anda dikeritik? Menerimanya mentah2? Atau menolaknya mentah2?. Kedua hal itu adalah pilihan buruk, lalu mengapa tidak kita laksanakan saja diskusi?. Misalnya, tanya kepada si pengeritik, mengapa anda berfikir seperti itu? Apa yang membuat anda mengatakan seperti itu? Apabila itu berasal dari kalangan umum maka tanyalah: Siapa saja yang bilang itu? Berapa kubu yang bilang seperti itu?. Pokoknya tanyakan yang jelas sehingga anda bisa mengerti bagaimana mereka memandang anda dan mereka pun bisa lebih mengerti mengapa anda melakukan hal tersebut.

Tak ada yang sulit, yang sulit hanyalah mengendalikan emosi kita untuk menerima kritikan tersebut atau tidak. Tak perlu anda berbohong atau malu dengan yang lain, sampai-sampai anda bicara “Kami akan terima semua kritikan dari teman-teman, kalau ada apa-apa silahkan bicara pada kami”. Itu kan janji anda!, betapa bijaknya ketika anda berbicara di muka umum. Namun kenyataannya, NIHIL. Oleh karena itu, maaf jika saya memberikan sikap yang berbeda untuk anda dan acara-acara anda, karena saya melihat sesuatu yang janggal dari hati anda dari potensi anda juga. Saya tak mau mencari masalah lagi untuk kedua kalinya. Bukan karena tidak mau membuat anda lebih baik lagi, tapi saya menghormati anda yang tetap ingin dalam keburukan dan tidak mau dikeritik. Cukup baikkan saya?? J