About this blog

Bismillahirrahmanirrahim...

Mengenai Saya

Foto saya
Jadilah seseorang yg bkn hanya bermimpi tp juga memberi impian

Labels

Jumat, 11 Februari 2011

Harga Diri Mulai dari Hal-Hal Terkecil

Karya: Diska Dwi Lestari

Harga diri merupakan alasan perbuatan-perbuatan kita. Segala sesuatu mencangkup harga diri kita. Jika semua tak didasari harga diri maka rendah sekali kita. Tak perlu sombong dan kikir untuk mempertahankan harga diri, namun pakailah harga diri tersebut dengan alasan-alasan yang jelas.

Untuk apa kita bertanggung jawab? Jika kita tak memikirkan harga diri? Sesuatu perbuatan kita yang melenceng dari kebenaran adalah salah satu perusak harga diri kita. Misal saja, seseorang yang sudah diberi amanah lalu melalaikannya, yang terkena celaan pastilah diri kita sendiri, yang terkena catatan hitam pasti juga diri kita. Apakah kita mau merendahkan harga diri dengan kesalahan-kesalahan terkecil kita?. Contohnya yang paling kecil, jika meminjam penghapus yang kecil dan murah namun tetap saja mesti dikembalikan.

Seseorang itu berpikiran berbeda-beda. Mungkin ada sebagian orang yang cuek, namun tak jarang juga orang yang melihat hal terkecil dahulu untuk menilai hal yang terbesar, yang terakhir inilah yang mesti diperhatikan. Contohnya saja seperti kejadian peminjaman penghapus sebelumnya, seseorang yang tak menngembalikan penghapus kecil tersebut akan di catat sebagai orang yang tak bertangung jawab untuk hal-hal terkecil, nah kalau mereka berpikiran ‘untuk hal-hal terkecil’ apalagi untuk ‘hal-hal terbesar’. Dengan kata lain, yang tidak bisa dipercaya dalam hal terkecil maka membuat lebih tidak dipercaya jika hal tersebut besar dan semakin besar.

Adapun sebaliknya, jika terpercaya dalam hal-hal terkecil maka kepercayaan besar akan lebih dipercaya. Mungkin untuk anda yang cuek hal ini merupakan suatu yang tak bernilai apapun atau anda menilai orang ini adalah orang yang membuat rumit hidupnya. Lalu? “Yah salah sendiri kenapa pikirannya begitu rumit, santai ajalah…,” itulah jawaban dari orang cuek. Tidak terlalu penting jika orang yang berfikir seperti itu adalah orang biasa, tapi…. jika itu adalah atasan anda? Bos anda? Dosen anda? Wah bahaya sekali!!!.

Okelah jika anda akan merubah sikap pada atasan, namun apabila seseorang yang biasa-biasa saja menurut anda, kemudian suatu saat nanti dia menjadi atasan anda. Bagaimana anda mengelak?, sementara catatan itu sudah ada di fikirannya?? Saya menyebut catatan keburukan itu sebagai “catatan hitam”. Apakah dengan mudahnya harga diri kita dapat terinjak oleh catatan hitam yang sangat kecil atau yang menurut anda itu sepele?? Sungguh sebuah kecerobohan yang fatal. Oleh karena itu, tak ada alasan untuk menyepelekan hal-hal terkecil.